Apabila kita berbiacara yang berhubungan dengan teori pembelajaran, poly sahabat-teman guru menanggapinya menggunakan sinis. Ah, teori atau ?Itukan sekedar teori.? Lebih ekstrim lagi ?Nggak penting teori, yg krusial praktek pada lapangan? Sebenarnya teori sangat krusial, tetapi yang lebih penting lagi bagaimana memanfaatkannya pada proses pembelajaran pada pada kelas
Secara umum teori tentang dasar-dasar pembelajaran ada tiga, yaitu Behaviorism, Cognitivism dan Humanism. Bagi yang kuliah di Fakultas Keguruan tentu sudah terbiasa dengan teori ini karena ini merupakan mata kuliah yang diajarkan bagi mahasiswa yang akan terjun menjadi guru. Namun, setelah menjadi guru apakah teori ini dimanfaatkan oleh guru pada proses pembelajaran?
Sekarang yuk kita lihat satu persatu menurut 3 teori tersebut. Pertma Behaveiorisme. Menurut teori ini belajar merupakan perubahan tingkah laris menjadi pengaruh dari hubungan stimulus
Pembelajarsangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam lingkungannya. Peristiwa tersebut memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Belajar atau leraning terjadi apa bila ada perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigm Stimulus – Respon (S-R), yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap kejadian yang datang dari luar.
ProsesStimulus- Respon ini terdiri beberapa unsure, yaitu:
1. Unsur dorongan (Drive). Siswa merasakan adanya dorongan kebutuhan sesuatu.
2. Adanya ransangan (Stimulus). Kepada siswa diberikan stimulus yang dapat memberikan respon.
3. Respon dari siswa yang berupa suatu reaksi (Respon) terhadap stimulus yang diterimanya, misalnya dengan melakukan tindakan nyata.
4. Unsur penguatan (Reinforcement) yang perlu diberikan kepada pembelajar agar ia merasakan adanya kebutuhan untuk memberikan respon lagi.
Intinya manusia bahkan semua makhluk akan memberikan respon, atau cendrung mengulangi apa-apa yang membuat mereka merasa enak dan nyaman. Makanya penguatan apa-apa yang baik adalah sangat perlu sehingga akhirnya menjadi kebiasaan.
Nah kembali ke dalam kelas, apakah teori ini sudah diterapkan. Dorongan (drive) apa yang kita harapkan muncul dari siswa sesuai dengan mata pelajaran yang kita ajarkan agar muncul nantinya respon sesuai dengan yang kita harapkan. Untuk itu apa stimulus yang harus keita berikan dan apa pula penguatan yang kita persiapkan sesuai dengan materi dari pelajaran yang kita tangani.
Catatan:
1. Sumber tulisan : Muhammad Alwi, Belajar Menjadi Bahagia dan Skses Sejati, Kompas Gramedia Jakarta (Halaman 29-30)
2. Sebagian gambar diambil dari google.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar